Minggu, 20 November 2011

Short Story : Sahabat yang Hilang

Aku melangkah cepat menuju rumah.Tampak sudah di ujung mataku butir-butir air mata yang tak sabar meluncur ke luar.Pintu rumah yang sudah ada di depan mata segera ku buka.Ku lepas sepatu dan bergegas ke kamar.Kini dengan langkah gontai aku berjalan kearah tempat tidur ku berada.Aku ambruk.Ku dekap erat-erat boneka pink besar yang ada di pojok tempat tidur dan tak tahan untuk menangis.Tetes demi tetes air mata turun di pipi.Mengingat kejadian tadi siang di sekolah,teman-temanku bertengkar hebat.Hanya karena masalah sederhana mereka bertengkar.Aku terdiam melihat mereka sambil terisak dalam hati.Sebenarnya aku sudah ingin menangis saat itu.Tapi aku tidak ingin menambah runyam pertengkaran mereka.Aku bertanya-tanya dalam hati,”Mengapa sahabat-sahabat ku yang dulu berbeda dengan sekarang?Mengapa mereka sekarang tak ada yang mau kalah dan hanya mementingkan perasaan mereka sendiri-sendiri?” Aku terus bertanya mengapa,mengapa dan mengapa.Memang,aku menangis hanya karena persoalan itu.Karena aku orang yang sensitive dan tak suka akan pertengakaran.Apalagi disaat seperti ini.Sahabat yang dulu tempat berbagi cerita,menampung semua keluh kesah,bercandatawa bersama,selalu kompak dan ceria,kini terbalik sudah.Mungkin itu karena faktor usia yang beranjak dewasa atau hanya emosi sesaat saja.Tapi dari semua itu,aku merindukan waktu bersama mereka saat dulu yang kini tak pernah kurasakan lagi.Andai bisa kuputar waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar